Komparasi Guru yang Telah Mengikuti Sertifikasi dan yang Belum Mengikuti Sertifikasi terhadap Kompetensi Profesional di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Jember
Comparison of Certified and Non-Certified Teachers on Professional Competence in Islamic Senior High Schools of Jember Islamic Boarding School
DOI:
https://doi.org/10.35719/fenomena.v14i1.576The government's efforts to produce qualified and competent human resources are inseparable from the role of professional teachers. The government's commitment to accelerating the improvement of teacher quality is through competency standards and teacher certification. Certification facilitates overcoming obstacles to achieving goals, rather than being the goal itself. Certified teachers aim not merely to receive incentives/professional allowances but to demonstrate their competence as a standard requirement; the allowance is a logical consequence of their proven ability—competence correlates directly with reward. This research was conducted at Islamic Senior High Schools in the Kaliwates sub-district, Jember Regency, using a quantitative approach and comparative study design. Data collection methods included questionnaires and checklists, with statistical analysis employing t-tests and hypothesis testing by comparing t-count and t-table. The results concluded significant differences between certified and non-certified teachers in material mastery, teaching processes, interpersonal relationships, and classroom-based assessment.
Upaya pemerintah yang berorientasi menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan kompeten tidak lepas dari kiprah seorang guru yang profesional. Komitmen pemerintah dalam rangka percepatan peningkatan kualitas tenaga kependidikan (guru) adalah melakukan standar kompetensi dan sertifikasi guru. Sertifikasi dapat memfasilitasi permasalahan-permasalahan yang dapat menjadi kendala untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Guru yang sudah mengikuti sertifikasi, sejatinya bukan untuk mendapatkan insentif belaka/tunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki kompetensi sebagai syarat standar kompetensi guru; tunjangan profesi adalah konsekuensi logis yang menyertai adanya kemampuan yang dimaksud, dengan kata lain kompetensi berbanding lurus dengan reward. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren di wilayah kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian komparasi. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner dan checklist. Analisis statistik menggunakan Uji t dan uji hipotesis dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan bagi guru yang sudah sertifikasi dan guru yang belum mengikuti sertifikasi baik dalam penguasaan materi, proses pembelajaran, hubungan interpersonal, dan penilaian berbasis kelas.
Downloads
References
Ad-Duweisy, Muhammad Abdullah. 2006. Menjadi Guru yang Sukses dan Berpengaruh. Surabaya: eLba.
Agib, Zainal dan Rohmanto, Elham. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: CV. Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Asmani, Ma’mur Jamal. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Yogyakarta: DIVAPress.
Barizi, Ahmad. 2009. Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Departemen Agama. 2005. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muslich, M. 1993. Metode Kuantitatif. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurdin, Muhamad. 2008. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Partanto, A. Pius dan Al Barr, Dahlan M. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.
Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Tholkhah, Imam dan Barizi, Ahmad. 2004. Membuka Jendela Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Trianto dan Titik. 2007. Sertifikasi Guru: Upaya Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi, dan Kesejahteraan. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2006. Bandung: Citra Umbara.
Uno, Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada Press.
Zuhairini dan Ghofir, Abdul. 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang: UM Press.
Downloads
Section
License
Copyright (c) 2015 Abd. Muis Thabrani

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.