Increasing the Speaking Ability of the Tenth Grade Students of MA Negeri 2 Jember Through Four Steps Interview, Role Play, and Chasing Game
DOI:
https://doi.org/10.35719/fenomena.v11i1.513Improving speaking ability is a crucial part of language learning. A slower learning process can affect learners' speaking skills. This research was conducted based on the low speaking ability of most tenth-grade students at MA Negeri 2 Jember. Most students were reluctant to speak English in class. They struggled to ask questions, answer questions, present materials, and even express their thoughts or ideas. This was analyzed through a speaking test conducted before students were treated using the Four Steps Interview, Role Play, and Chasing Game (FRC) methods. Only 12 students (31.57%) out of 38 achieved scores above the minimum mastery level (65), while the other 26 failed to meet the standard. The average speaking test score was 59.54, indicating unsatisfactory results. After identifying the students' lack of English speaking ability, the researcher developed an engaging, enjoyable, and challenging teaching strategy: the FRC method (Four Steps Interview, Role Play, and Chasing Game). The research design was Classroom Action Research (CAR), implemented in cycles with stages including Action Planning, Action Implementation, Observation, and Reflection. Data collection methods included (a) an English speaking test to determine whether students met the first success indicator, and (b) questionnaires to assess whether students met the second success indicator.
Peningkatan kemampuan berbicara merupakan bagian yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa. Proses belajar yang lebih lambat akan mempengaruhi kemampuan berbicara pembelajar bahasa. Penelitian ini dilaksanakan mengacu pada rendahnya kemampuan berbicara yang dimiliki oleh sebagian besar siswa kelas X di MA Negeri 2 Jember. Sebagian besar siswa malas untuk berbicara dengan menggunakan Bahasa Inggris di kelas. Mereka kesulitan dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mempresentasikan materi, dan bahkan mengekspresikan pemikiran atau ide mereka. Hal ini bisa dianalisis melalui tes berbicara yang diselenggarakan sebelum siswa diberi perlakuan dengan menggunakan metode Four Steps Interview, Role Play, dan Chasing Game (FRC). Jumlah siswa yang nilainya di atas nilai minimum ketuntasan materi (65) hanyalah 12 siswa (31,57%) dari 38 siswa. Sedangkan 26 siswa yang lain gagal mencapai SKM. Nilai rata-rata dari tes berbicara siswa adalah 59,54. Akan tetapi, hasil dari kemampuan berbicara siswa tetapiah kurang memuaskan. Setelah mengetahui bahwa kurangnya kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa, maka peneliti mengembangkan strategi pengajaran berbicara bahasa Inggris yang menarik, menyenangkan, dan menantang yaitu metode FRC (Four Steps Interview, Role Play, dan Chasing Game). Desain penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK); yang dilaksanakan melalui siklus-siklus dengan tahap-tahap, yaitu Perencanaan Aksi, Pelaksanaan Aksi, Observasi, dan Refleksi. Untuk tahap pengumpulan data, peneliti menggunakan (a) tes kemampuan berbicara bahasa Inggris, yang dilaksanakan untuk mengetahui apakah siswa bisa mencapai indikator implementasi kesuksesan yang pertama, (b) angket, yang dilaksanakan untuk mengetahui apakah siswa bisa mencapai indikator implementasi kesuksesan yang kedua.
Downloads
References
Brown, H. Douglas. (2001). Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy. Addison Wesley Longman, Inc.
BSNP, Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Kurikulum 2006. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kemp, Jerrold E. (1977). Instructional Design: A Plan for Unit and Courses Development. California: Fearon Pitman Inc.
PUSKUR, Badan Penelitian dan Pengembangan. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Downloads
Section
License
Copyright (c) 2012 Inayatul Mukarromah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.