Religious Tolerance in the ‘Hajat Sasih’ Tradition of Kampung Naga: An Ethnographic Perspective

Authors

  • Tonny Ilham Prayogo Universitas Darussalam Gontor, Indonesia
  • Muttaqin Muttaqin Universitas Darussalam Gontor, Indonesia
  • Alhafidh Nasution Islamic Revealed Knowledge and Human, IIUM, Malaysia
  • Muhammad Nurrosyid Huda Setiawan Universitas Darussalam Gontor, Indonesia
  • Nurazizah Jamilah Universitas Darussalam Gontor, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.35719/fenomena.v24i1.194
Religious Tolerance, Kampung Naga, Hajat Sasih, Local Wosdom, Toleransi Beragama, Kearifan Lokal

The phenomenon of religious intolerance has recently become more intractable and intricate. Some records have revealed that secondary-level institutions, state universities, and religious education institutions within the community are susceptible to radical ideologies. This research project aims to analyse and examine the role of local wisdom, exemplified by the Hajat Sasih tradition observed by the Kampung Naga community, in fostering an attitude of tolerance. The research method applied by a quasi-qualitative, with a focus on understanding the nature of tolerance and its implications for the formation of interfaith harmony in relation to the Hajat Sasih culture in Kampung Naga. In order to ensure the accuracy and reliability of the data collected, meticulous observation and in-depth interviews were applied as data collection techniques. The findings of this study can be summarised as follows: first, the community views the Hajat Sasih culture as a means of respecting and appreciating the local wisdom. Second, the tolerance model applied is through the symbolisation and meaning of the Hajat Sasih ceremony. Third, the role of education in Kampung Naga is to facilitate the community's openness to the outside world or foreign cultures, while maintaining its local customs.

Fenomena intoleransi dalam beragama belakangan ini semakin menguat dan kompleksitas. Beberapa catatan telah diungkapkan bahwa lembaga jenjang menengah dan perguruan tinggi negeri serta lembaga pendidikan keagamaan di masyarakat terpapar paham radikalimse. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menguatkan sikap toleransi yang dilakukan oleh kearifan lokal yakni masyarakat Kampung Naga melalui tradisi Hajat Sasih. Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni kuasi kualitatif yang berfokus pada pemahaman toleransi dan implikasinya dalam pembentukan harmoni antar umat beragama dengan Kebudayaan Hajat Sasih di Kampung Naga. Teknik pengumpulan data yang diterapkan pada penelitian ini adalah observasi terhadap objek dengan hati-hati (meticulous observation) dan wawancara mendalam (in depth interview) yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang akurat dari informan atau narasumber. Hasil temuan dalam penelitian ini yakni pertama, pandangan masyarakat terhadap budaya Hajat Sasih adalah menghormati dan menghargai adat kearifan lokal yang telah dijalankan oleh para sesepuh/leluhur. Kedua, model toleransi yang diterapkan yakni melalui simbolisasi dan makna upacara Hajat Sasih. Ketiga, peran pendidikan di Kampung Naga yang merealisasikan keterbukaannya terhadap dunia luar atau budaya asing dengan mempertahankan adat lokalnya.

 

 

2025-05-20

Downloads

2025-05-20

How to Cite

“Religious Tolerance in the ‘Hajat Sasih’ Tradition of Kampung Naga: An Ethnographic Perspective”. 2025. Fenomena 24 (1): 27-38. https://doi.org/10.35719/fenomena.v24i1.194.

Similar Articles

1-10 of 54

You may also start an advanced similarity search for this article.