Epistemologi, Intelektual, dan Problem Dikotomi Keilmuan Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Safi’i Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember)
Epistemology, Intellectual, and the Problem of Knowledge Dichotomy in Islamic Boarding Schools (Case Study at As-Safi’i Islamic Boarding School, Nogosari Village, Rambipuji District, Jember Regency)
DOI:
https://doi.org/10.35719/fenomena.v14i2.583This study begins by developing a paradigm for managing Islamic boarding schools (pesantren) toward systematic, continuous, dynamic, and comprehensive educational thinking and direction. Systematic means that the educational direction is structured in stages of achievement, organized within a well-planned framework and evaluation monitoring. Continuous means that the educational direction is integrated with various evolving sciences without limiting itself to individualistic religious knowledge but also encompassing socially oriented religious knowledge. Dynamic means that the educational direction is more inclusive, open, and constantly evolving, not confined to a single school of thought but capable of exploring and developing existing schools of thought, as it is not an absolute, uncriticizable science. Comprehensive means that the educational direction is further developed in discussing the progress of knowledge, as the source of knowledge is one, namely the Qur’an and the Sunnah of the Prophet, which are then categorized into various disciplines for ease of discussion, and there is no concept of halal or haram in knowledge, as all knowledge ultimately leads to the glorification of the Creator, Allah Swt.
Penelitian ini dimulai dengan mengembangkan paradigma pengelolaan pesantren menuju pemikiran dan arah pendidikan yang sistematis, berkesinambungan, dinamis, dan komprehensif. Sistematis artinya arah pendidikan lebih disusun dalam tahapan-tahapan pencapaian yang tersusun dalam satu perencanaan dan monitoring evaluasi yang baik. Berkesinambungan artinya, arah pendidikan dipadukan dengan berbagai perkembangan keilmuan yang terus berkembang tanpa membatasi diri pada satu keilmuan agama yang sifatnya individualistik, namun juga pada keilmuan agama yang sifatnya sosial. Dinamis artinya, arah pendidikan lebih inklusif, terbuka, dan terus bergerak, tidak terjebak pada satu pemikiran mazhab saja, namun dapat menclaah dan mengembangkan pemikiran mazhab yang sudah ada sebab ia bukanlah ilmu harga mati yang tidak dapat dikritik. Komprehensif artinya arah pendidikan lebih dikembangkan pada pembahasan perkembangan ilmu sebab pada dasarnya sumber ilmu itu satu, yakni al-Qur’an dan Sunnah Rasul, yang kemudian untuk memudahkan pembahasan dikelompokkan dalam berbagai disiplin ilmu tersendiri dan tidak ada halal dan haram dalam ilmu sebab pada dasarnya semua ilmu muaranya menuju pada pengagungan sang Khalik, Allah Swt.
Downloads
References
Abdullah, M. Amin. Islamic Studies di Perguruan Tinggi, Pendekatan Integratif-interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Al-Attas, Muhammad Naquib. Konsep Pendidikan Dalam Islam (terj. Haidar Bagir). Bandung: Mizan, 1984.
Al-Nahlawy, Abdurrahman. Prinsip-Prinsip Metode Pendidikan Islam. Bandung: Diponegoro, 1989.
Arifin, M. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 2000.
Dhoffer, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES, 1982.
Fakih, Mansour. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Edisi Revisi. Yogyakarta: Insist Press, 2002.
Fakih, Mansour, dkk. Pendidikan Populer; Membangun Kesadaran Kritis. Yogyakarta: Insist Press, 2005.
Hardiman, Budi F. Menuju Masyarakat Komunikatif Ilmu, Masyarakat dan Politik menurut Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius, 1993.
Jalal, Abdul Fattah. Azas-Azas Pendidikan Islam (terj. Harry Noer Ali). Bandung: CV. Diponegoro, 1988.
Kattsof, Louis O. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004.
Kuhn, Thomas S. The Structure of Scientific Revolution, Peran Paradigma dalam Revolusi Sains (terj.). Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Langgulung, Hasan. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif, 1980.
Ma’arif, Syafi’i. Peta Bumi Intelektual Islam di Indonesia. Bandung: Mizan, 1993.
Mastuhu. Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Logos, 1999.
Muhaimin. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Mulkhan, Abdul Munir. Paradigma Intelektual Muslim Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah. Yogyakarta: SIPRESS, 1993.
Mursyi, Muhammad Munir. At-tarbiyyat al-Islamiyyat Usulaha wa Tatanwuruha fi Bilad al-Arabiyyat. Qahirah: Alam Al-kutub, 1977.
Nakosteen, Mehdi. Konstribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat; Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam (terj. Joko S. Kahhar). Surabaya: Risalah Gusti, 1996.
Nizar, Syamsul. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Panuju, Reni. Tinjauan Umum Tentang Globalisasi Pendidikan. Surabaya: Pendidikan Cendekia Utama, 1997.
Qomar, Mujamil. Epistemologi Pendidikan Islam; dari Metode Rasional hingga Metode Kritik. Surabaya: Erlangga, 2005.
Rahman, Fazlur. Islam And Modernity, The Transformation of an Intellectual Tradition. Chicago: The University of Chicago Press, 1982.
Russell, Bertrand. Persoalan-Persoalan Filsafat (terj. Ahmad Asnawi). Yogyakarta: IKON, 2002.
Suriasumantri, Jujun S. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Gramedia, 1989.
Syaifuddin, AM. Desekularisasi Pemikiran: Landasan Islamisasi. Bandung: Mizan, 1991.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosdakarya, 2001.
Wahid, Abdurrahman. Islam Tanpa Kekerasan. Yogyakarta: LKiS, 1998.
Downloads
Section
License
Copyright (c) 2015 Hafidz Hafidz

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.