Pendidikan Pesantren sebagai Alternatif Pendidikan Nasional di Era Globalisasi

Pesantren Education as an Alternative to National Education in the Globalization Era

Authors

  • Hj. St. Rodliyah Institut Agama Islam Negeri Jember

DOI:

https://doi.org/10.35719/fenomena.v14i2.584
Pesantren Education, National Education, Globalization Era, Pendidikan Pesantren, Pendidikan Nasiona, Era Globalisasi

The shift from a centralized to a decentralized governance system provides significant opportunities for pesantren, especially for Kyai as community leaders and role models, to become a substantial asset in fostering unity and disseminating advanced information in the globalization era, which demands knowledge and technology. Pesantren is part of societal infrastructure that has macrocosmically awakened communities to possess idealism, intellectual capabilities, and noble behavior to organize and build a perfect national character. This can be observed from the pesantren strategies developed within its internal educational culture. For instance, through intellectual discourse standardized by classical Islamic texts (kitab kuning), pesantren has been able to cultivate dynamic thinking. If pesantren education progresses, develops, and achieves high quality, it will undoubtedly become an alternative to national education in the globalization era, ensuring that children not only gain general knowledge but also religious knowledge and noble morals.

Perubahan sistem pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik memberikan peluang besar bagi pesantren, khususnya Kyai sebagai pimpinan dan panutan masyarakat, menjadi modal besar dalam membangun kebersamaan dan menyebarkan informasi-informasi yang maju di era globalisasi yang memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Pesantren merupakan bagian dari infrastruktur masyarakat yang secara makro telah menyadarkan komunitas masyarakat untuk mempunyai idealisme, kemampuan intelektual, dan perilaku mulia guna menata dan membangun karakteristik bangsa yang paripurna. Ini dapat dilihat dari strategi pesantren yang dikembangkan dalam kultur internal pendidikan pesantren. Misalnya, melalui diskursus intelektual dengan standarisasi kitab kuning atau khazanah intelektual Islam klasik, pesantren telah mampu mengembangkan dinamika pemikirannya. Jika pendidikan pesantren sudah maju dan berkembang serta memiliki kualitas yang tinggi, tentunya pendidikan pesantren akan menjadi alternatif pendidikan nasional di era globalisasi bagi masyarakat untuk memberikan jaminan bagi anak-anaknya tidak hanya jaminan menjadi manusia yang berilmu pengetahuan umum saja, namun juga memiliki ilmu pengetahuan agama, serta akhlak yang mulia.

2015-10-07

Downloads

2015-10-07

How to Cite

“Pendidikan Pesantren Sebagai Alternatif Pendidikan Nasional Di Era Globalisasi: Pesantren Education As an Alternative to National Education in the Globalization Era”. 2015. Fenomena 14 (2): 257-78. https://doi.org/10.35719/fenomena.v14i2.584.

Similar Articles

1-10 of 233

You may also start an advanced similarity search for this article.