Bait Duabelas: Studi Naskah Suluk Kiai Kemuning Panti Jember

Bait Duabelas: A Study of the Suluk Manuscript of Kiai Kemuning from Panti, Jember

Authors

  • Muhammad Ardiansyah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.35719/fenomena.v10i1.495
Bait Duabelas, Critical analysis, Philology, Analisis kritis, Filologi

The coming of Islam in Indonesia touched the existing local traditions. In Java especially, Islam introduced a concept of local wisdom as rahmatan lil alamin. However, some people viewed this as a deviation from the purity of Islam. Bait Duabelas (Twelve Stanzas) represents the "voice of the marginalized," which was considered "deviant" by the mainstream Islamic community in Jember. In fact, Bait Duabelas has been read for generations by the alumni of Pondok Pesantren Nahdlatul Arifin (KBNA), Kemuningsari Lor. KBNA holds a reunion every three months to read Bait Duabelas. This study examines the text of Bait Duabelas. As stated by Nancy K. Florida, reading this text is a practice of textual dialogue between the reader and the text, including reader response and critical analysis of Bait Duabelas. The process also involves translation, followed by the community of the Nahdlatul Arifin family. This research uses a philological approach, starting with the discovery of the Bait Duabelas text, followed by critical reading, and employs observational, documentary, and interview data to elucidate the social context of the readers and the history of Bait Duabelas.

Kedatangan Islam di Indonesia bersentuhan dengan tradisi lokal yang telah ada di wilayah tersebut. Di Jawa khususnya, Islam melahirkan konsep kearifan lokal sebagai rahmatan lil alamin. Namun, hal ini dianggap oleh sebagian orang sebagai penyimpangan dari kemurnian Islam. Bait Duabelas (Dua Belas Bait) merepresentasikan "suara kaum marginal" yang dianggap "menyimpang" oleh komunitas Islam mainstream di Jember. Padahal, Bait Duabelas telah dibaca secara turun-temurun oleh alumni Pondok Pesantren Nahdlatul Arifin (KBNA), Kemuningsari Lor. KBNA mengadakan reuni setiap tiga bulan untuk membaca Bait Duabelas. Studi ini mengkaji teks Bait Duabelas. Seperti yang dinyatakan oleh Nancy K. Florida, pembacaan teks ini merupakan praktik dialog tekstual antara pembaca dan teks, termasuk respons pembaca dan analisis kritis terhadap Bait Duabelas. Proses ini juga melibatkan penerjemahan, yang diikuti oleh komunitas keluarga besar Nahdlatul Arifin. Penelitian ini menggunakan pendekatan filologis, dimulai dengan penemuan teks Bait Duabelas, dilanjutkan dengan pembacaan kritis, dan menggunakan data observasi, dokumenter, serta wawancara untuk mengungkap konteks sosial pembaca dan sejarah Bait Duabelas.

2011-04-17

Downloads

2011-04-17

How to Cite

“Bait Duabelas: Studi Naskah Suluk Kiai Kemuning Panti Jember: Bait Duabelas: A Study of the Suluk Manuscript of Kiai Kemuning from Panti, Jember”. 2011. Fenomena 10 (1): 93-106. https://doi.org/10.35719/fenomena.v10i1.495.

Similar Articles

1-10 of 98

You may also start an advanced similarity search for this article.